Friday, May 12, 2006

mencari alasan

pernah mencari alasan atau pembenaran ketika tidak mampu atau tidak bisa mengerjakan sesuatu yang kita sanggupi sendiri? saya pernah, bahkan sering. tapi sebetulnya, saya sangat tidak menghargai tindakan tersebut. tindakan ini mencerminkan sikap kita yang tidak menghargai komitmen yang kita buat sendiri. pada situasi ketika kita sendiri yang menyanggupi atau menyetujui bahwa kita akan melakukan sesuatu hal, artinya kita telah membuat suatu komitmen, baik melibatkan orang lain atau hanya diri sendiri. dengan membuat komitmen itu, hanya ada 2 kemungkinan hasil yang terjadi. kita berhasil menjalankan komitmen itu, atau kita gagal. pada kondisi kita berhasil, tidak ada masalah. tapi ketika kita gagal, seringkali muncul perasaan ingin mencari kambing hitam dari kegagalan tersebut, mencari-cari alasan. padahal dengan mencari-cari alasan malah terbukti bahwa kita gagal. iya kan? intinya yang ingin saya sampeikan di sini adalah kalo kita gagal itu gak usah cari alasan lah. toh yang bikin komitmen dan pilihan di awalnya adalah kita juga. gak ada yang nyuruh kita melakukan ini atau itu kok. inget kita sendiri yang memutuskan. jadi klo kita gagal, terima aja dengan lapang dada. gak udah cari alasan, mendingan cari solusi untuk memperbaiki keadaan tersebut supaya kesalahan kita gak jadi terlalu besar. yah, gitu lah. mudah-mudahan saya gak cuma bisa ngomong doang. semoga saya juga bisa menjalankannya. amiin....

1 comment:

Anonymous said...

Pernah....!! Huhh.. rasanya sebel banget (ama diri sendiri). Kecewa. Cuman, kalo boleh comment, nyari pembenaran itu biasanya terjadi kalo ada celah pembenaran (maksudnya ada kesempatan cari pembenaran). Kalo ngga ada kesempatan, tentu lain ceritanya..
Makanya itu, kayanya fungsi kontrol itu perlu.. Perlunya ada orang yang mengingatkan kita.. Sepakat tak??

Mengakui kesalahan emang beraaat banget, cuman kalo kita bisa melakukan hal itu, rasanya legaaaaaa...banget. Iya ngga?? ^-^